Begini Cara Agar Bhaskara Tetap Membara

Bhaskara telah menjadi salah satu varietas cabai rawit hibrida andalan para petani di Indonesia. Hasil melimpah dengan umur panen yang lebih genjah menjadi alasan utama varietas ini sekian lama digemari para petani. Lantas, bagaimana mengoptimalkan potensi hasil dari cabai ini?

Menurut Andi Wahyono, pemulia tanaman cabai PT BISI International, Tbk., pada prinsipnya dalam budidaya cabai, khususnya Bhaskara, adalah mengontrol asupan nutrisi. “Kuncinya jangan terlalu banyak Nitrogen (N) dan lebih optimal dalam pemberian pupuk yang mengandung Kalium (K), Phosphat (P), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg),” terangnya.

Lebih lanjut Andi menjelaskan, untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan potensi hasil Bhaskara bisa dimulai sejak awal persiapan lahan. Penggunaan pupuk kompos kotoran ternak, terutama kotoran kambing atau sapi, sebagai pupuk dasar sangat dianjurkan. “Selain menyuburkan, pemberian pupuk kompos juga untuk memperbaiki kualitas fisik, kimia, dan biologi dalam tanah,” ujarnya.

Oleh karena itu, katanya, dalam luasan satu hektar lahan, minimal dibutuhkan pupuk kompos sebanyak 5 ton. “Minimal lima ton per hektar. Maksimalnya tidak ada batasan. Semakin banyak semakin bagus,” jelas Andi.

Hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah derajat keasaman tanah (pH tanah). Pengecekan pH tanah secara berkala penting dilakukan. pH tanah ideal yang sangat dianjurkan dalam budidaya cabai berkisar 5,5 – 7 (pH netral). Menurut Andi, pada kondisi pH tanah netral, maka tanaman akan lebih mudah menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah.

“Untuk menjaga dan meningkatkan pH tanah, berikan dolomit seminggu sekali dengan dosis 20 gram per liter air dengan cara dikocorkan pada lubang pupuk,” terang Andi.

Kemudian, lanjut Andi, di awal pertumbuhan, berikan pupuk NPK yang kandungan unsur N-nya rendah (6 – 12%). “Berikan pupuk NPK rendah N dengan dosis 20 gram per litar air dengan cara dikocorkan pada lubang pupuk. Pada musim hujan, pengocoran cukup satu atau dua kali. Sementara pada musim kemarau, pengocorannya bisa sampai tiga kali dengan interval dua atau tiga minggu sekali,” jelasnya.

Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan fase generatif tanaman, asupan unsur P dan K sangat dibutuhkan. “Saat tanaman mulai berbunga hingga menjelang panen, berikan pupuk Multi KP dan Multi KMg secara bergantian seminggu sekali. Bisa dengan cara disemprotkan pada daun tanaman dengan dosis 5 ml per liter air atau dikocorkan pada lubang pupuk dengan dosis 40 gram per liter air,” terang Andi.

Dengan pemupukan berimbang rendah N tersebut, lanjut Andi, selain pertumbuhan tanaman Bhaskara lebih optimal, hasil panen juga lebih banyak dan berkualitas. “Buahnya juga tidak mudah rontok, sehingga hasil yang bisa didapat petani akan lebih maksimal,” ungkapnya. Selamat berkebun Bhaskara! (AT)