Hujan, Dataran Tinggi, dan Glory

Musim hujan, dataran tinggi, dan jagung manis Glory menjadi tiga hal yang saling berkaitan satu sama lain. Datangnya musim hujan di kawasan dataran tinggi menjadi awal penanaman jagung manis, terutama di lahan tadah hujan.

Lantas, apa hubungannya dengan Glory? Jagung manis hibrida produksi PT BISI International, Tbk. (BISI) itu menjadi salah satu andalan bagi para petani dataran tinggi yang hendak bercocok tanam jagung manis di musim hujan.

Menurut Zainuri, Manager Pengembangan Produk Benih Sayuran BISI, Glory menjadi salah satu varietas jagung manis dari BISI yang sangat adaptif dan sesuai untuk dikembangkan di kawasan dataran tinggi, terlebih saat musim hujan.

“Glory memiliki karakter yang sesuai untuk ditanam di kawasan dataran tinggi. Salah satunya adalah postur tanamannya yang pendek dan kokoh, sehingga tidak mudah roboh tertiup angin,” ujarnya.

Meskipun tanamannya pendek, lanjut Zainuri, tongkol yang dihasilkannya tergolong besar dan seragam. Panjang tongkol jagung manis ini sekitar 21,5 cm dengan diameter (tanpa klobot) ±5,7 cm.

Seperti yang dibuktikan oleh Dedi Rusandi, petani jagung manis di Kampung Cijeruk, Desa Cijeruk, Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat. “Tongkolnya besar, cocok dengan permintaan pasar saat ini yang menghendaki tongkol yang besar,” terang Dedi.

Menurut Dedi, dari satu bungkus benih Glory (250 g), rata-rata ia bisa mendapatkan hasil lima kuintal. “Tidak hanya sekedar besar, bijinya juga penuh hingga ujung tongkol. Ukurannya sangat seragam, dan panennya bisa lebih cepat dari jagung manis lain. Di umur 75 hari setelah tanam, Glory sudah bisa dipanen. “Kalau yang lain, rata-rata umur 90 baru mulai panen,” kata Dedi.

Selain itu, tanaman Glory juga teruji dan terbukti lebih tahan penyakit khas dataran tinggi, yaitu kresek atau hawar daun (Helminthosporium turcicum). Menurut Zainuri, hasil penanaman oleh para petani di sejumlah sentra jagung manis menunjukkan bahwa Glory memang lebih tahan penyakit tersebut.

Menurut Zainuri, salah satu penyakit utama tanaman jagung tersebut memang banyak menyerang saat musim hujan. Oleh karena itu, dengan menggunakan varietas yang secara genetis lebih tahan, maka petani menjadi lebih mudah dan tenang saat bercocok tanam jagung manis di musim hujan.

“Penggunaan varietas yang tahan, seperti Glory, menjadi solusi terbaik dan ekonomis bagi petani yang menanam jagung manis di musim hujan. Karena, jika dibiarkan, kerusakan yang ditimbulkan oleh hawar daun bisa mengakibatkan tanaman mati dan gagal panen,” terang Zainuri. (AT)