Lahannya jauh dari kata ideal untuk bisa ditanami jagung. Tapi, dengan ketekunan para petani dan tambahan aplikasi BOOM Jagung, keterbatasan tersebut bisa memberikan hasil yang optimal, bahkan bisa lebih tinggi dari yang biasa didapat.
Untuk menuju ladang jagung milik Suka Tatti sejatinya tidaklah sulit, akses jalannya sudah cukup bagus untuk dilalui kendaraan, meskipun masih berupa jalan berbatu. Hanya saja, pandangan mata akan langsung teralihkan dengan tanaman jagung yang tumbuh di kanan dan kiri jalan. Bukan karena tanamannya, tapi kondisi tanah tempat tanaman jagung itu tumbuh yang membuat mata ini tertarik melihat. Sejenak terpikir, rasanya tidak mungkin kalau lahan berbatu, atau lebih tepatnya batu bertanah, itu bisa ditanami jagung dengan baik.
“Ya seperti inilah kondisi kami bertanam jagung di sini. Jagung hanya ditanam di sela-sela batu dengan cara mencongkel dengan alat khusus dari besi yang bentuknya seperti sekop tangan,” ujar Suka Tatti, petani jagung di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan kepada Abdi Tani.
Lahan jagung milik Suka sendiri terletak di kawasan perbukitan berbatu bagian selatan Sidrap. Ia bersama petani setempat lainnya setiap tahunnya memang hanya mengandalkan lahan tadah hujan tersebut untuk ditanami jagung.
“Semenjak ada pabrik pakan ternak di dekat sini, kami semua mulai beralih tanam jagung. Karena petani di sini diberi fasilitas untuk menjual langsung jagungnya ke pabrik itu, tanpa perantara. Sebelumnya lahan di sini hanya ditanami mete (pohon jambu monyet-red.) dan pisang,” terang Suka.
Selain kondisi lahan yang penuh dengan bebatuan, ketersediaan air juga menjadi faktor pembatasnya. Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan air, praktis mereka hanya mengandalkan hujan. Dan hingga saat ini, komoditas jagung menjadi tumpuan penghasilan utama para petani setempat.
“Setahun kita bisa tanam jagung dua kali. Tapi tanam yang kedua itu untung-untungan, karena hujannya mulai tidak menentu,” ujar Suka.
Hasilnya meledak 40%
Bagi Suka, dan juga petani di Lainungan lainnya, bercocok tanam jagung di lahan berbatu memang sudah biasa, pun dengan hasil yang bisa dapatkan, mereka sudah merasa puas. Namun, dengan adanya masukan teknologi baru yang bisa mendongkrak produktivitas jagung, standar kepuasan yang selama ini mereka terapkan mulai bergeser naik. Terlebih setelah mereka bisa melihat sendiri peningkatan hasil dari tanaman jagung yang mereka tanam.
Itulah yang dirasakan langsung oleh Suka dan beberapa petani lain di Lainungan setelah menambahkan paket BOOM Jagung dalam usaha tani jagung mereka. Paket pupuk dan pestisida terbaru dari Cap Kapal Terbang tersebut secara nyata mampu meningkatkan produksi jagung petani secara signifikan, alhasil senyum mereka pun semakin lebar.
“Dengan menggunakan BOOM Jagung, sejak awal pertumbuhan, tanamannya sudah tampak berbeda. Lebih subur dan lebih tinggi tanamannya. Pertumbuhannya sangat seragam. Bahkan, semua yang lewat kebun saya ini heran dan berhenti untuk melihat-lihat. Mereka selalu tanya ke saya, kok bisa bagus dan seragam begini tanamannya,” cerita Suka.
Tanaman jagung milik Suka yang membuat banyak petani lain terheran-heran tersebut ditanam di lahan seluas 80 are atau sekitar 0,8 hektar. “Total yang saya tanam 15 kilogram benih. Yang menarik lagi adalah bijinya bisa terisi penuh hingga ujung tongkol,” ujarnya.
Meskipun ditanam dalam kondisi cuaca yang kurang bagus, ketersediaan air sangat terbatas akibat tidak ada hujan, dengan tambahan aplikasi BOOM Jagung, hasil yang bisa diperoleh Suka ternyata di luar dugaannya. Total, ia bisa memanen jagung sebanyak 7 ton pipil kering yang semuanya langsung masuk pabrik pakan ternak.
“Saya tidak mengira kalau hasilnya akan bisa sebanyak itu. Padahal, dalam kondisi cuaca yang tidak baik dan kekurangan air seperti sekarang ini, biasanya paling bagus hanya dapat 5 ton. Ini malah bisa dapat 7 ton, luar biasa,” terang Suka kegirangan.
Menurut Suka, peningkatan hasil panen hingga mencapai 40% tersebut sejatinya sudah bisa diprediksi sejak awal pertumbuhan. Dengan adanya aplikasi BOOM Jagung, tanamannya menjadi lebih sehat dan pertumbuhannya lebih bagus serta aman dari serangan penyakit.
Lebih lanjut Suka menuturkan, paket BOOM Jagung memang memacu tanaman untuk tumbuh lebih optimal sekaligus memberikan perlindungan bagi tanaman dari serangan penyakit. Hasil tersebut bisa didapat hanya dengan dua kali aplikasi paket BOOM Jagung. Yaitu saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam (hst) atau sebelum pemupukan susulan pertama dan setelah pemupukan susulan kedua atau sekitar umur 40 hst.
Menurut Suka, ada manfaat lain jika paket tersebut diaplikasikan sebelum pemupukan pertama, yaitu bisa menghindarkan tanaman jagung dari serangan bulai. “Karena, biasanya seminggu setelah pemupukan pertama itu jamping (bulai-red.) mulai muncul. Dengan disemprot BOOM Jagung yang sudah ada pupuk sekaligus fungisidanya itu bisa memberikan perlindungan lebih baik. Ini buktinya, tanaman saya lolos dari bulai,” ujar Suka yang dalam aplikasinya menggunakan 1 paket BOOM Jagung untuk lima tangki semprot atau luasan 60 are.
Suka juga mengakui bahwa paket BOOM Jagung yang telah dicobanya tersebut sangat membantu para petani jagung seperti dirinya. Pasalnya, disamping berisi fungisida Recorplus 300EC, ZPT Bigest 40EC, dan perekat perata Besmor Jagung 600SL, paket ini juga dilengkapi dengan pupuk majemuk Multi Jagung yang mengandung unsur hara makro NPK dan unsur hara mikro (Ca, S) serta trace element (Cu, Zn, Fe, Mn).
“BOOM Jagung itu kalau saya lihat kandungannya sangat lengkap. Seperti unsur-unsur yang sangat dibutuhkan tanaman meski jumlahnya sangat sedikit, seperti seng dan besi. Jadi menurut saya, ini lebih pas bagi tanaman jagung,” ujar Suka. (AT)