Bagi Mujiono, ini merupakan pengalaman pertamanya bertanam Liberty, bunga kol hibrida produksi PT BISI International, Tbk.. Bagi petani asal Desa Wonokerto, Kecamatan Plemahan, Kediri, Jawa Timur itu, bunga kol menjadi salah satu sayuran favorit dalam usaha taninya.
Meskipun baru pertama kalinya tanam, Mas Muji menanam Liberty cukup banyak, 11.300 tanaman. Bahkan, dia juga menanam lagi sekitar 10.000 tanaman di petak lahan yang berbeda.
“Saya ingin membuktikan sendiri bagaimana Liberty ini,” terangnya.
Menurut Mas Muji, dari awal tumbuh performa tanamannya itu sudah meyakinkan. Bahkan saat di awal tumbuh sempat terguyur hujan deras hingga tergenang, tanamannya masih bertahan dengan baik.
“Tumbuhnya bagus, seragam. Perawatannya mudah dan daunnya tidak mudah terkena cacar dan busuk lunak,” terang Mas Muji saat ditemui Abdi Tani di lahannya.
Lantaran lebih tahan penyakit, Mas Muji hanya melakukan penyemprotan pestisida seminggu sekali. Padahal kondisi lingkungan sering hujan, yang biasanya membutuhkan penyemprotan seminggu dua kali.
Genjah dan Disukai Pasar
Bagi Mas Muji, selain tidak rewel perawatannya, bunga kol Liberty yang ditanamnya itu juga lebih cepat panen atau genjah. Sehingga ia bisa lebih cepat mendapatkan hasil sekaligus menghemat biaya perawatan.
“Ini umur 45 hari sudah bisa mulai dipanen. Yang lain biasanya umur 60 baru dipanen,” ujarnya.
Menurutnya, bunga Liberty juga memiliki karakter yang lebih disukai pasar. Sehingga lebih mudah menjualnya. “Bentuk bunganya bagus, warnanya kuning. Bunga seperti ini yang disukai pedagang. Jadi pemasarannya lebih mudah,” katanya.
Hal itu juga dibenarkan Pak Solek, pedagang sayuran dari Desa Ploso Lor, Kecamatan Plosoklaten, Kediri. Menurutnya, bunga kol yang berwarna kuning memang lebih diminati pasar. Karena, lebih aman dan tahan simpan.
“Bunga kol yang warna putih kurang disukai, karena kalau kena gesekan saat pengangkutan warnanya berubah. Dan jika saat panen kondisinya tidak benar-benar kering akan mudah busuk. Sementara kalau bunga kol kuning itu lebih aman dan warnanya tidak mudah berubah,” jelas Pak Solek.
Ukuran bunganya sendiri, kata Pak Solek, juga sudah pas. “Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Kalau kebesaran sulit jualnya. Liberty ini bagus, ukurannya pas. Cocok untuk kirim Jakarta,” terangnya.
Batangnya sendiri juga besar dan tidak panjang dengan daun yang lebat/banyak. Menurut Pak Solek, hal itu lebih memudahkan pedagang sekaligus menguntungkan petani. Mudah bagi pedagang karena daunnya bisa digunakan untuk menutupi keseluruhan bagian bunga saat pengiriman. “Kalau bagi petani keuntungannya menjadi lebih bobot,” katanya.
Hal itu seperti yang dirasakan Mas Muji. Dari 11.300 tanaman, ia mendapatkan hasil panen Sebanyak 4,5 ton. Dengan harga jual rata-rata Rp5.000/kg, ia bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp22,5 juta.
Biaya tanamnya sendiri, kata Mas Muji, tidak lebih dari Rp7 juta. Sehingga ia berhasil mengantongi hasil bersih Rp15,5 juta. Penasaran? Yuk, cobain! (AT)