Beta siflutrin. Itulah salah satu nama bahan aktif insektisida yang cukup populer digunakan untuk mengendalikan serangan ulat pada tanaman budidaya, khususnya bawang merah.
“Bahan aktif beta siflutrin sendiri memang lebih banyak digunakan untuk mengendalikan hama golongan Lepidoptera atau ulat,” terang Ali Mashari, Pesticide Product Development PT Multi Sarana Indotani.
Menurut Ali, beta siflutrin bekerja sebagai racun kontak sekaligus racun perut. “Cepat mematikan serangga hama dengan cara merusak sistem saraf, dan efek residunya juga cukup lama sehingga bisa memberikan perlindungan lebih lama bagi tanaman dari serangan hama,” ujarnya.
Salah satu insektisida yang menggunakan bahan aktif beta siflutrin adalah Raydock 55EC (beta siflutrin 55 g/L). Bahan aktif tersebut tercatat lebih tinggi jika dibandingkan insektisida sejenis lainnya.
Dengan bahan aktif yang lebih tinggi, kata Ali, maka daya kerjanya bisa lebih efektif dan efisien. Dosis penggunaannya juga lebih hemat.
Karno, salah seorang petani bawang merah di Desa Bagor Kulon, Kecamatan Bagor, Nganjuk, Jawa Timur itu juga membenarkan hal tersebut. Menurutnya, selain lebih efektif mengatasi serangan ulat grayak, insektisida Raydock 55EC juga tidak menimbulkan efek kuning di bagian ujung daun bawang merah.
“Bahan aktifnya lebih tinggi, tapi tidak membuat pucuk daun bawang (merah) menguning. Padahal obat (insektisida-red.) lain yang bahannya sama dan kandungan bahan aktifnya lebih rendah justru menimbulkan kuning di bagian pucuk daun setelah aplikasi,” terang Karno.
Sementara itu Andre, petani bawang merah asal Desa Duwet, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur mengungkapkan, dengan bahan aktif yang lebih tinggi dan daya kerja yang lebih bagus serta tidak menimbulkan efek merugikan pada tanaman bawang merah, tentu akan sangat menguntungkan petani seperti dirinya.
“Yang pasti lebih tenang, karena tanamannya aman dari ulat dan daunnya tidak rusak meski terkena semprotan,” ujar Andre.
Efek Knock-down Kuat
Raydock 55EC dengan bahan aktif beta siflutrin 55 g/L dan tertinggi di kelasnya, memang memiliki keunggulan berupa efek membunuh hama sasaran (knock-down effect) yang kuat dan cepat. Sehingga hama yang terkena semprotan atau kontak langsung dengan bahan aktif insektisida ini akan langsung mati.
“Efeknya cepat. Setelah semprot bisa langsung terlihat hasilnya. Ulat-ulat yang terkena semprotan langsung jatuh dan mati,” ujar Hasan, petani bawang merah di Desa Tegalrejo, Kecamatan Dringu, Probolinggo, Jawa Timur.
Meski baru pertama kalinya mencoba, Hasan mengaku tertarik untuk menjadikan Raydock 55EC sebagai alternatif pilihannya dalam mengantisipasi serangan ulat grayak yang kerap kali menjadi ‘momok’ bagi petani bawang merah.
Aplikasi insektisida produk dari Cap Kapal Terbang itu sendiri bisa dilakukan sejak awal tanam. “Untuk mengantisipasi serangan ulat grayak, sejak awal tanam sebaiknya sudah disemprot dengan Raydock (55EC). Konsentrasinya cukup 1 ml per liter air. Interval penyemprotannya menyesuaikan kondisi tanaman di lahan,” terang Ali.
Bukan hanya efektif mengendalikan dan mengatasi serangan “si tentara” di ladang bawang merah, Raydock 55EC juga ampuh mengatasi serangan ulat dan serangga hama lain yang ada pada tanaman cabai. Seperti yang sudah dicoba oleh Sholeh, petani cabai di Desa Randu Tatah, Kecamatan Paiton, Probolinggo. “Bagus juga untuk mengatasi serangan ulat, lalat buah, dan serangga hama lain,” kata Sholeh.
Hal itu juga dibenarkan Ali. Menurutnya, Raydock 55EC juga memiliki spektrum yang luas, sehingga tidak hanya serangga golongan Lepidoptera (ngengat dan ulat) yang bisa dikendalikan, tapi juga golongan yang lain, seperti Coleoptera (kumbang) dan Hemiptera (hama penusuk dan penghisap seperti walang sangit dan kutu-kutuan).
“Asalkan terkena atau kontak langsung dengan bahan aktif Raydock 55EC, maka semua hama serangga itu bisa dikendalikan dengan baik,” terang Ali.
Untuk dosis aplikasinya, lanjut Ali, tetap sama saat diaplikasikan pada tanaman bawang merah, yaitu konsentrai 1 ml/L air. (AT)